![]() |
Pariwisata Pesisir Selatan, Sumatera Barat. |
Painan, Rakyatterkini.com – Lonjakan kunjungan wisatawan selama libur lebaran di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, ternyata tidak berbanding lurus dengan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata.
Ini memicu sorotan publik dan desakan agar pemerintah daerah bersikap lebih transparan dalam pengelolaan retribusi wisata.
Tokoh masyarakat setempat, Syafridon Amri (54), menuturkan jika merujuk pada data yang dirilis oleh Dinas Pariwisata, Pesisir Selatan justru mengalami potensi kerugian besar selama musim libur Idulfitri.
“Rungkat itu namanya. Banyaknya wisatawan yang datang tidak seimbang dengan besarnya PAD yang diterima daerah,” ujarnya kepada wartawan di Painan, Senin (14/4/2025).
Menurut data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, Suhendri Zainal, total kunjungan wisatawan mencapai 400 ribu orang.
Dengan tarif retribusi masuk destinasi wisata yang ditetapkan sebesar Rp5.000 per orang, seharusnya daerah bisa memperoleh pendapatan sekitar Rp2 miliar.
Namun, dalam laporan resmi, PAD yang masuk dari retribusi hanya sebesar Rp608 juta. Jumlah itu bahkan belum dipotong biaya operasional yang disebut mencapai Rp400 juta, yang dibebankan pada dua dinas, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
“Kalau dihitung secara logika, seharusnya PAD pariwisata mencapai Rp2 miliar. Artinya, Pesisir Selatan bisa saja rugi hingga Rp1,9 miliar selama lebaran,” kata Syafridon menegaskan.
Ia pun mendesak agar pemerintah daerah, khususnya Badan Pengelola Keuangan Daerah (DPPKAD) dan Dinas Pariwisata, segera membuka data secara transparan kepada publik.
Selain itu, Syafridon meminta Inspektorat Daerah melakukan audit khusus untuk mengusut adanya ketimpangan yang mencolok dalam penghitungan penerimaan retribusi.
Sebagai perbandingan, ia menyebut bahwa jika benar kunjungan mencapai 400 ribu orang, maka setidaknya 4.000 blok karcis (dengan asumsi 1 blok berisi 100 lembar) seharusnya telah digunakan. Jika jumlah itu tidak sesuai dengan karcis terjual, dikhawatirkan terjadi penyimpangan dalam sistem pencatatan.
“Kalau jumlah karcis tidak sesuai dengan angka kunjungan, berarti ada yang tidak beres. Bisa jadi ini kongkalikong antara petugas retribusi dengan sistem pelaporan,” imbuhnya.
Sementara itu, secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Suhendri Zainal, menyatakan angka 400 ribu wisatawan merupakan total kunjungan ke seluruh wilayah Pesisir Selatan. Namun, PAD hanya dihitung dari kunjungan ke satu titik, yakni Pantai Carocok Painan.
“Yang masuk PAD hanya yang di Carocok saja,” ujarnya singkat, tanpa menjelaskan bagaimana metode perhitungan wisatawan di destinasi lain maupun di Carocok.
Sebelumnya, sejumlah pihak di lingkungan pemerintah sempat membanggakan pencapaian kunjungan wisata saat libur lebaran, menyebut Pessel "untung besar". Namun belakangan, publik justru menilai kondisi yang terjadi sebaliknya, ramai pengunjung, tapi penerimaan buntung. (baron)