Jum'at 2 Mei 2025

Notification

Error Loading Feed!
×
Jum'at, 2 Mei 2025

Iklan

Kelompok Peternak Sapi Pali-Pali Jaya Ponjong Gunungkidul Jaga Kesehatan Hewan Ternak

Rabu, 24 Juli 2024 | 20:30 WIB Last Updated 2024-07-24T13:30:00Z

Pemeriksaan kesehatan hewan ternak di Pali-Pali Jaya Ponjong.

RAKYATTERKINI.COM - Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, menggelar program vaksinasi dan penyuluhan di Rumah Makan (RM) Gubug Ndeso, Sumbergiri, Ponjong, Gunungkidul.

Kegiatan ini ditujukan untuk melindungi hewan ternak dari penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia.

Dalam kesempatan tersebut, Polda DIY juga menyampaikan bantuan peralatan peternakan berupa alat semprot, sepatu boot, dan sarung tangan kepada Kelompok Peternak Sapi Pali-Pali Jaya Ponjong, yang diterima oleh Kepala Dukuh dan Ketua Kelompok, Tumiyo, Selasa (23/7/2024).

Selain komitmen dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di Gunungkidul, petani yang tergabung dalam Paguyuban Pali-Pali Jaya Ponjong juga melakukan sosialisasi untuk mengedukasi tentang bahaya tradisi brandu/purak. 

Tradisi ini, yang melibatkan penyembelihan dan distribusi daging hewan yang sakit atau mati, berisiko menularkan penyakit zoonosis seperti antraks dari sapi kepada manusia.
"Sosialisasi ini penting untuk mengubah kebiasaan masyarakat Gunungkidul terkait brandu/purak agar tidak ada lagi konsumsi daging hewan yang mengandung bakteri antraks," ungkap PS Panit 2 Subdit Ekonomi Ditintelkam Polda DIY, Iptu Gatot Wahyu Wijaya Saputra.

Langkah preventif lain yang diambil Polda DIY adalah mengawasi ketat lalu lintas hewan ternak yang masuk ke wilayah DIY, terutama melalui Kapanewon Ponjong yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah. Upaya ini bertujuan untuk memastikan kesehatan bibit ternak sebelum masuk ke wilayah tersebut.

"Kami berharap dengan terus menerus melakukan sosialisasi dan pengawasan ini, kita dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit hewan menular di Gunungkidul," tambah Retno, yang mewakili UPT Puskeswan Karangmojo.

Tradisi brandu/purak sendiri, meskipun bermaksud untuk membantu pemilik ternak yang mengalami musibah, dapat berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat. 

Spora dari bakteri antraks yang dapat bertahan lama di tanah dan memiliki daya tahan tinggi bahkan setelah dimasak, menjadi ancaman serius yang perlu diwaspadai. (*)


IKLAN



×
Berita Terbaru Update