Rabu 2 Apr 2025

Notification

Error Loading Feed!
×
Rabu, 2 Apr 2025

Iklan

Kereta Api dan Pariwisata Sumbar, Apakah Gubernur Mampu Bawa Shinkansen ke Ranah Minang?

Jumat, 10 Mei 2024 | 16:09 WIB Last Updated 2024-05-10T09:09:18Z

Kereta Api Cepat Shinkansen di Jepang.

RAKYATTERKINI.COM - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berencana mengaktikan lagi jalur kereta api. Namun, tak semua rute bisa diaktifkan. Sebab, rel dibangun pada zaman Belanda dan memang disesuaikan dengan lokomotif yang tersedia pada masa itu.

Rel kereta api yang dibangun Belanda disesuaikan dengan teknologi saat itu. Dulu Belanda gunakan lokomotif bergigi. 

Contoh ruas yang butuh lokomotif bergigi adalah rel dari stasiun Padang Panjang yang dibangun sekitar 1889, beroperasi 1891 dulu lokomotifnya BB-204 bergigi buatan Swiss. Sekarang, pabrik lokomotif di Swiss itu tidak berproduksi lagi.

Lantaran Lokomotif BB-204 tak diproduksi lagi, saatnya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membidik kereta cepat sebagaimana yang di Jepang.

Shinkansen, juga sering disebut dengan nama kereta peluru, adalah kereta kecepatan tinggi yang beroperasi terutama di Jepang. Awalnya Shinkansen dibangun untuk menghubungkan wilayah Jepang yang jauh dengan ibu kotanya, Tokyo, untuk membantu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.

Dikenal dengan kecepatan luar biasa dan ketepatan waktunya, Shinkansen telah menjadi sarana transportasi yang sangat penting di Jepang. Kereta itu mirip dengan yang ada di Jakarta dan Bandung, Woosh.

Kereta dengan kecepatan tinggi itu juga menjadi contoh keberhasilan dalam bidang perkeretaapian modern.

Mahal memang pembangunan kereta cepat, namun apa salahnya bermimpi tentang kereta cepat itu. Ide besar terkadang memang berasal dari mimpi, makanya banyak bermimpi untuk kebaikan tak ada salahnya.

Kereta api memiliki sejarah Panjang. Khusus Sumatera Barat, jalur kereta api dimulai pada zaman penjajahan Belanda dengan pembangunan jalur Pulau Air ke Padang Panjang yang diresmikan pada 6 Juli 1887. 

Jalur kereta api itu diteruskan ke Bukittinggi sepanjang 90 kilometer dan dioperasikan mulai November 1891.
Hingga kini, banyak ruas kereta api di Sumbar yang tak lagi aktif. Jalur yang dibangun sejak zaman Belanda itu akan diaktifkan lagi. Ada sejumlah ruas yang jadi prioritas.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyatakan, reaktivasi jalur kereta api di sejumlah wilayah telah masuk dalam agenda pemerintah provinsi.

“Jalur Padang-Padang Pariaman-Kayu Tanam yang sudah ada, termasuk Padang,” ujar Mahyeldi di Padang, beberapa hari lalu.

Mahyeldi menuturkan, selain jalur tersebut, reaktivasi juga akan dilakukan pada jalur Padang Panjang-Sawahlunto, Padang Panjang-Bukittinggi dan Bukittinggi-Payakumbuh.

Koordinasi intensif dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan terus dilakukan.

“Kita sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian. Kita sedang mencari lokomotif yang sesuai dengan jalur rel di Sumbar. Kemungkinan lokomotifnya ada di Swiss,” ungkap Mahyeldi.

Di Padang, kereta api difokuskan sebagai angkutan publik. “Hal ini (reaktivasi) sudah kita tuangkan dalam RPJ 2025 Sumatera Barat,” kata Mahyeldi.

Reaktivasi jalur kereta api di lintas Padang-Bukittinggi tidak hanya akan meningkatkan sektor transportasi, tetapi juga membangkitkan kembali nostalgia masa lampau dan membuka peluang baru bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. (*)



IKLAN



×
Berita Terbaru Update